Jumat, 01 April 2011

Jumat, Hari Paling Menakutkan Buat Diktator Arab

Bagi umat Islam, hari Jumat adalah hari yang "istimewa, penuh berkah. Tapi tidak bagi para pemimpin diktator di Timur Tengah. Hari Jumat adalah hari yang membuat mereka "jantungan" karena takut akan aksi massa besar-besaran rakyatnya.

Masyarakat Timur Tengah, biasanya memilih momen usai salat Jumat untuk melakukan aksi protes. Dan aksi-aksi unjuk rasa antipemerintah di Timur Tengah, menjadi pemandangan biasa dalam beberapa bulan terakhir ini, bahkan berhasil menumbangkan diktator macam Husni Mubarak di Mesir.

Hari ini, di beberapa negeri Muslim yang sedang bergolak, kembali terlihat kerumunan massa yang menuntut reformasi di negaranya.

Koalisi Pemuda Revolusi di Mesir, sebuah gerakan aktivis reformasi berbasis internet, kembali menyerukan untuk menggelar aksi protes menuntut "proses hukum secepatnya" terhadap Husni Mubarak, keluarganya dan para pejabat pemerintahan rezim Mubarak.

Kelompok ini juga menyerukan perlawanan terhadap korupsi, dengan melakukan langkah yang lebih efisien untuk merebut kembali jutaan uang rakyat yang dijarah pemerintahan Mubarak.

Di Suriah, seruan untuk melakukan aksi protes terhadap pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad juga marak di dunia maya, meskipun Presiden Assad sudah menjanjikan akan melakukan reformasi di berbagai bidang untuk memenuhi tuntutan rakyat Suriah.

"Pada hari Jumat, semua warga negara dan semua manusia yang merdeka, dari kalangan agama apapun, di mana saja di Suriah, diserukan untuk turun ke jalan demi membebaskan Suriah," demikian pesan di sebuah akun grup Facebook "Syrian Revolution 2011."

Sementara itu, di Yordania, anak-anak muda dari organisasi Ikhwanul Muslimin melakukan aksi duduk diam di depan gedung walikota di Amman. Aksi itu mereka lakukan sebagai protes atas kekerasan yang dilakukan aparat pemerintah terhadap para pengunjuk rasa pada Jumat pekan kemarin, yang menyebabkan satu orang tewas dan 160 orang lainnya luka-luka.

Aksi massa usai salat Jumat juga terjadi di Bahrain, Oman dan Yaman. Khusus di Yaman, kantor berita SABA melaporkan bahwa massa pendukung Presiden Ali Abdullah Saleh akan melakukan aksi protes tandingan.

"Pemuka agama, pemimpin suku, aktivis sosial kemasyarakat, anak muda dan para petani, memadati Sanaa--ibukota Yaman--untuk berpartisipasi dalam 'hari mendukung Saleh'," demikian laporan SABA.

Sementara kelompok oposisi pemerintah yang berkemah di Lapangan Universitas Sanaa, memproklamirkan hari Jumat sebagai "Hari Selamat Datang". Namun mereka membatalkan rencana melakukan aksi protes di depan istana kepresidenan karena khawatir terjadi bentrokan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More